Feature news

Kisah Si Pensil & Si Penghapus


Pensil : "Maafkan aku Penghapus..."

Penghapus : "Untuk apa Pensil?? Kamu tidak melakukan kesalahan apapun kepadaku..." 

Pensil : "Aku minta maaf karena aku telah membuatmu terluka. Setiap kali aku melakukan kesalahan, kamu selalu berada disana untuk menghapusnya. Namun setiap kali kamu membuat kesalahanku lenyap, kamu kehilangan sebagian dari dirimu. Kamu akan menjadi semakin kecil dan kecil setiap saat..."

Penghapus : "Hal itu memang benar...Namun aku sama sekali tidak merasa keberatan. Kau lihat, aku memang tercipta untuk melakukan hal itu. Diriku tercipta untuk selalu membantumu setiap saat kau melakukan kesalahan. Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru. Aku sungguh bahagia dengan peranku. Jadi tolonglah, kau tak perlu khawatir. Aku tidak suka melihat dirimu bersedih..."
Learn more »

Kisah Hikmah Lilin Harapan

Ada 4 lilin yang menyala,
Sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.

Yang pertama berkata:
"Aku adalah Damai. Namun manusia tak mampu menjagaku. maka lebih baik aku mematikan diriku saja!"

Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Yang kedua berkata:
"Aku adalah Iman. Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenalku, Untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala."

Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:
"Aku adalah Cinta. Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya."

Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga...

Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam.
Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata:
"Eehhhh apa yang terjadi? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan"
Lalu ia menangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
"Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya".

Akulah "HARAPAN"
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.

Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita....

...dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya.

Source : www.aura-ilmu.com

Learn more »

Jika Indonesia Mengembargo Diri Sendiri

Kisah NYATA mahasiswa Indonesia di Australia :

Suatu pagi, kami jemput Client, orang tsb sudah tua. Bapak ini seorang pengusaha asal Singapura, logat bicaranya gaya melayu & english, beliau menceritakan pengalaman hidupnya pd kami : "your country is so rich!" (Negaramu sangat kaya) Dalam hatiku : "Ah biasa banget denger kalimat itu"

Tapi tunggu, dia berkata: "Indonesia doesn't need the world, but the world needs Indonesia,". "Everything can be found here in Indonesia, you don't need the world." (Dunia yg butuh indonesia, bukan sebaliknya) Indonesia paru-paru dunia.Tebang saja hutan diKalimantan,dunia pasti kacau.

Singapura is nothing,we can't be rich without Indonesia. 500rb org Indonesia berlibur ke Singapura tiap bulan. Bisa terbayang uang yg masuk ke kami,apartemen2terbaru kami yg beli orang2 Indonesia, tdk peduli hargaselangit,laku keras. Lihatlah RSkami,isinya Indonesia semua. Trus,kalian tau bagaimana kalapnya pemerintah kami ketika asap kebakaran hutan Indonesia masuk? Sangat terasa,we are nothing! Kalian tau kan kalo kemarin dunia krisis beras.Termasuk di Singapura &Malaysia? Kalian di Indonesia dengan mudah dpt beras. Liatlah negara kalian,air bersih di mana2, liatlah negara kami,air bersih pun kami impor dari Malaysia. Saya ke Kalimantan pun dlm rangka bisnis, krn pasirnya mengandung permata. Terliat glitter kalo ada matahari bersinar. Penambang jual cuma Rp 3rb/kg ke pabrik China, si pabrik jual kembali seharga Rp 30rb/kg.

Kalian sadar tdk kalau negara2 lain selalu takut mengembargo Indonesia! Ya, karena negara kalian memiliki segalanya. Mereka takut kalau kalian manjadi mandiri, makanya tdk diembargo. Harusnya KALIANLAH YG MENG- EMBARGO DIRI KALIAN SENDIRI. Belilah pangan dr petani2 kita sendiri, belilah tekstil garmen dari pabrik2 sendiri. Tak perlu impor kalau bisa produk sendiri. Jika kalian bisa mandiri,bisa MENGEMBARGO DIRI SENDIRI, INDONESIA WILL RULE THE WORLD!! (Indonesia akan mengatur dunia)


Share biar sampe ke seluruh bangsa Indonesia!

Learn more »

Kekuatan Do'a Seorang Anak Shalehah

LUAR BIASA...LUAR BIASA, BACALAH !!!!

Seorang istri menceritakan kisah suaminya pada tahun 1415 H, ia berkata :

Suamiku adalah seorang pemuda yang gagah, semangat, rajin, tampan, berakhlak mulia, taat beragama, dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Ia menikahiku pada tahun 1390 H. Aku tinggal bersamanya (di kota Riyadh) di rumah ayahnya sebagaimana tradisi keluarga-keluarga Arab Saudi. Aku takjub dan kagum dengan baktinya kepada kedua orang tuanya. Aku bersyukur dan memuji Allah yang telah menganugerahkan kepadaku suamiku ini. Kamipun dikaruniai seorang putri setelah setahun pernikahan kami.

Lalu suamiku pindah kerjaan di daerah timur Arab Saudi. Sehingga ia berangkat kerja selama seminggu (di tempat kerjanya) dan pulang tinggal bersama kami seminggu. Hingga akhirnya setelah 3 tahun, dan putriku telah berusia 4 tahun… Pada suatu hari yaitu tanggal 9 Ramadhan tahun 1395 H tatkala ia dalam perjalanan dari kota kerjanya menuju rumah kami di Riyadh ia mengalami kecelakaan, mobilnya terbalik. Akibatnya ia dimasukkan ke Rumah Sakit, ia dalam keadaan koma. Setelah itu para dokter spesialis mengabarkan kepada kami bahwasanya ia mengalami kelumpuhan otak. 95 persen organ otaknya telah rusak. Kejadian ini sangatlah menyedihkan kami, terlebih lagi kedua orang tuanya lanjut usia. Dan semakin menambah kesedihanku adalah pertanyaan putri kami (Asmaa') tentang ayahnya yang sangat ia rindukan kedatangannya. Ayahnya telah berjanji membelikan mainan yang disenanginya…
Kami senantiasa bergantian menjenguknya di Rumah Sakit, dan ia tetap dalam kondisinya, tidak ada perubahan sama sekali. Setelah lima tahun berlalu, sebagian orang menyarankan kepadaku agar aku cerai darinya melalui pengadilan, karena suamiku telah mati otaknya, dan tidak bisa diharapkan lagi kesembuhannya. Yang berfatwa demikian sebagian syaikh -aku tidak ingat lagi nama mereka- yaitu bolehnya aku cerai dari suamiku jika memang benar otaknya telah mati. Akan tetapi aku menolaknya, benar-benar aku menolak anjuran tersebut.

Aku tidak akan cerai darinya selama ia masih ada di atas muka bumi ini. Ia dikuburkan sebagaimana mayat-mayat yang lain atau mereka membiarkannya tetap menjadi suamiku hingga Allah melakukan apa yang Allah kehendaki.

Akupun memfokuskan konsentrasiku untuk mentarbiyah putri kecilku. Aku memasukannya ke sekolah tahfiz al-Quran hingga akhirnya iapun menghafal al-Qur'an padahal umurnya kurang dari 10 tahun. Dan aku telah mengabarkannya tentang kondisi ayahnya yang sesungguhnya. Putriku terkadang menangis tatkala mengingat ayahnya, dan terkadang hanya diam membisu.

Putriku adalah seorang yang taat beragama, ia senantiasa sholat pada waktunya, ia sholat di penghujung malam padahal sejak umurnya belum 7 tahun. Aku memuji Allah yang telah memberi taufiq kepadaku dalam mentarbiyah putriku, demikian juga neneknya yang sangat sayang dan dekat dengannya, demikian juga kakeknya rahimahullah.

Putriku pergi bersamaku untuk menjenguk ayahnya, ia meruqyah ayahnya, dan juga bersedekah untuk kesembuhan ayahnya.
Pada suatu hari di tahun 1410 H, putriku berkata kepadaku : Ummi biarkanlah aku malam ini tidur bersama ayahku...
Setelah keraguan menyelimutiku akhirnya akupun mengizinkannya.

Putriku bercerita :

Aku duduk di samping ayah, aku membaca surat Al-Baqoroh hingga selesai. Lalu rasa kantukpun menguasaiku, akupun tertidur. Aku mendapati seakan-akan ada ketenangan dalam hatiku, akupun bangun dari tidurku lalu aku berwudhu dan sholat –sesuai yang Allah tetapkan untukku-.

Lalu sekali lagi akupun dikuasai oleh rasa kantuk, sedangkan aku masih di tempat sholatku. Seakan-akan ada seseorang yang berkata kepadaku, "Bangunlah…!!, bagaimana engkau tidur sementara Ar-Rohmaan (Allah) terjaga??, bagaimana engkau tidur sementara ini adalah waktu dikabulkannya doa, Allah tidak akan menolak doa seorang hamba di waktu ini??"

Akupun bangun…seakan-akan aku mengingat sesuatu yang terlupakan…lalu akupun mengangkat kedua tanganku (untuk berdoa), dan aku memandangi ayahku –sementara kedua mataku berlinang air mata-. Aku berkata dalam do'aku, "Yaa Robku, Yaa Hayyu (Yang Maha Hidup)…Yaa 'Adziim (Yang Maha Agung).., Yaa Jabbaar (Yang Maha Kuasa)…, Yaa Kabiir (Yang Maha Besar)…, Yaa Mut'aal (Yang Maha Tinggi)…, Yaa Rohmaan (Yang Maha Pengasih)…, Yaa Rohiim (Yang Maha Penyayang)…, ini adalah ayahku, seorang hamba dari hamba-hambaMu, ia telah ditimpa penderitaan dan kami telah bersabar, kami Memuji Engkau…, kemi beriman dengan keputusan dan ketetapanMu baginya…

Ya Allah…, sesungguhnya ia berada dibawah kehendakMu dan kasih sayangMu.., Wahai Engkau yang telah menyembuhkan nabi Ayyub dari penderitaannya, dan telah mengembalikan nabi Musa kepada ibunya…Yang telah menyelamatkan Nabi Yuunus dari perut ikan paus, Engkau Yang telah menjadikan api menjadi dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim…sembuhkanlah ayahku dari penderitaannya…

Ya Allah…sesungguhnya mereka telah menyangka bahwasanya ia tidak mungkin lagi sembuh…Ya Allah milikMu-lah kekuasaan dan keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah penderitaannya…"

Lalu rasa kantukpun menguasaiku, hingga akupun tertidur sebelum subuh.
Tiba-tiba ada suara lirih menyeru.., "Siapa engkau?, apa yang kau lakukan di sini?". Akupun bangun karena suara tersebut, lalu aku menengok ke kanan dan ke kiri, namun aku tidak melihat seorangpun. Lalu aku kembali lagi melihat ke kanan dan ke kiri…, ternyata yang bersuara tersebut adalah ayahku…

Maka akupun tak kuasa menahan diriku, lalu akupun bangun dan memeluknya karena gembira dan bahagia…, sementara ayahku berusaha menjauhkan aku darinya dan beristighfar. Ia barkata, "Ittaqillah…(Takutlah engkau kepada Allah….), engkau tidak halal bagiku…!". Maka aku berkata kepadanya, "Aku ini putrimu Asmaa'". Maka ayahkupun terdiam. Lalu akupun keluar untuk segera mengabarkan para dokter. Merekapun segera datang, tatkala mereka melihat apa yang terjadi merekapun keheranan.

Salah seorang dokter Amerika berkata –dengan bahasa Arab yang tidak fasih- : "Subhaanallahu…". Dokter yang lain dari Mesir berkata, "Maha suci Allah Yang telah menghidupkan kembali tulang belulang yang telah kering…". Sementara ayahku tidak mengetahui apa yang telah terjadi, hingga akhirnya kami mengabarkan kepadanya. Iapun menangis…dan berkata, اللهُ خُيْرًا حًافِظًا وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِيْنَ Sungguh Allah adalah Penjaga Yang terbaik, dan Dialah yang Melindungi orang-orang sholeh…, demi Allah tidak ada yang kuingat sebelum kecelakaan kecuali sebelum terjadinya kecelakaan aku berniat untuk berhenti melaksanakan sholat dhuha, aku tidak tahu apakah aku jadi mengerjakan sholat duha atau tidak..??

Sang istri berkata : Maka suamiku Abu Asmaa' akhirnya kembali lagi bagi kami sebagaimana biasnya yang aku mengenalinya, sementara usianya hampir 46 tahun. Lalu setelah itu kamipun dianugerahi seorang putra, Alhamdulillah sekarang umurnya sudah mulai masuk tahun kedua. Maha suci Allah Yang telah mengembalikan suamiku setelah 15 tahun…, Yang telah menjaga putrinya…, Yang telah memberi taufiq kepadaku dan menganugerahkan keikhlasan bagiku hingga bisa menjadi istri yang baik bagi suamiku…meskipun ia dalam keadaan koma…

Maka janganlah sekali-kali kalian meninggalkan do'a…, sesungguhnya tidak ada yang menolak qodoo' kecuali do'a…barang siapa yang menjaga syari'at Allah maka Allah akan menjaganya.

Jangan lupa juga untuk berbakti kepada kedua orang tua… dan hendaknya kita ingat bahwasanya di tangan Allah lah pengaturan segala sesuatu…di tanganNya lah segala taqdir, tidak ada seorangpun selainNya yang ikut mengatur…

Ini adalah kisahku sebagai 'ibroh (pelajaran), semoga Allah menjadikan kisah ini bermanfaat bagi orang-orang yang merasa bahwa seluruh jalan telah tertutup, dan penderitaan telah menyelimutinya, sebab-sebab dan pintu-pintu keselamatan telah tertutup…

Maka ketuklah pintu langit dengan do'a, dan yakinlah dengan pengabulan Allah….
Demikianlah….Alhamdulillahi Robbil 'Aaalamiin (SELESAI…)

Pesan :

Janganlah pernah putus asa…jika Tuhanmu adalah Allah…
Cukup ketuklah pintunya dengan doamu yang tulus…
Hiaslah do'amu dengan berhusnudzon kepada Allah Yang Maha Suci
Lalu yakinlah dengan pertolongan yang dekat dariNya…


(sumber : http://www.muslm.org/vb/archive/index.php/t-416953.html , Diterjemahkan oleh Ustadz Firanda Andirja)

Learn more »

Siapa yang Harus Ditaati?

Seorang gadis kecil baru saja pulang dari sekolah. Sesampainya dirumah, Sang Ibu melihatnya sedang bersedih. Dia pun bertanya kepada anakya tentang sebab kesedihannya. Gadis kecil itu pun menjawab: “Bu, tadi bu guru mengancamku akan dikeluarkan dari sekolah, karena pakaian panjang yang aku kenakan”. “Tetapi pakaian ini adalah pakaian yang dicintai Alloh, anakku!”.


“Benar bu, tapi Ibu guru tidak suka”.

“Baik nak, meskipun bu guru tidak suka, tetapi Alloh menyukainya”. Jadi, siapakah yang akan kamu ta’ati?

Akankah kamu taat kepada Alloh yang telah menciptakanmu, membentuk parasmu dan memberi nikmat kepadamu? Atau kamu akan taat kepada makhluk yang tidak bisa mendatangkan manfa’at kepadamu?”.

Alloh lah yang aku taati, bu !
Learn more »

Surat Anak Kecil Kepada Allah

Aku bangun pagi seperti kebiasaanku, meski hari ini adalah hari liburku. Putri kecilku, Rima pun demikian. la juga terbiasa bangun lebih cepat.

Aku saat itu sedang duduk di depan mejaku sibuk dengan buku-buku dan lembar-lembar kertasku.

“Mama, apa yang engkau tulis?” tanya Rima.

“Aku menuliskan sepucuk Surat kepada Allah,” jawabku.

“Apakah Mama mengizinkan aku untuk membacanya??” tanya Rima lagi.

“Tidak, Sayangku. Surat-suratku ini sangat khusus dan aku tidak mau seorang pun membacanya,”jawabku.
Rima pun keluar dari ruang kerjaku dengan hati yang sedih. Namun ia telah terbiasa dengan itu semua. Aku memang selalu menolaknya.

Kejadian itu telah berlalu selama beberapa minggu. Untuk pertama kalinya, aku pergi ke kamar Rima. Rima gugup saat melihatku masuk. Duhai, mengapa ia tiba-tiba menjadi gugup??

“Rima, apa yang engkau tulis?” tanyaku.
la semakin gugup. Namun ia menjawab: “Tidak Mama, ini adalah kertas-kertas rahasiaku.”
Menurut Anda, apakah yang ditulis oleh seorang anak perempuan berusia 9 tahun dan ia takut jika ada yang melihatnya?!

“Aku menulis Surat kepada Allah seperti yang Mama lakukan,” ujarnya lagi.
Tapi tiba-tiba ia memotong sendiri ucapannya dengan mengatakan: “Tapi apakah semua yang kita tuliskan akan terwujud, wahai Mama??”

“Tentu saja, putriku. Karena Allah Maha mengetahui segala sesuatu.,” jawabku.

Ia tidak mengizinkanku untuk membaca apa yang ia tulis. Aku pun keluar meninggalkan kamarnya. Aku mendatangi Rasyid, suamiku, untuk membaca koran seperti biasa. Aku membaca koran itu, tapi pikiranku melayang memikirkan putri kecilku.

Rasyid rupanya memperhatikan kegelisahanku. la mengira bahwa dirinyalah yang menjadi penyebab kesedihanku. Ia berusaha menenangkanku bahwa ia akan mendatangkan seorang pembantu atau perawat untuk meringankan bebanku.

Duhai Tuhanku, aku tidak pernah berpikir seperti ini. Aku pun memeluk kepalanya dan mencium keningnya yang selama ini begitu lelah dan berpeluh keringat demi aku dan putriku, Rima.
Dan hari ini, ia mengira aku sedih karena itu semua. Aku menjelaskan padanya apa yang menyebabkan kesedihan dan kegelisahanku.

Hari itu, Rima pergi ke sekolah. Dan ketika ia pulang, ia menemukan seorang dokter ada di rumahnya. la segera berlari untuk melihat ayahnya yang sedang didudukkan di sebuah kursi. Rima duduk di sampingnya dan menghiburnya dengan canda dan bisikan cintanya.

Sang dokter menjelaskan kepadaku bagaimana kondisi Rasyid yang memburuk, lalu ia pergi. Aku pura-pura lupa bahwa Rima masih anak-anak. Tanpa ampun, aku berterus terang kepadanya apa yang dikatakan dokter kepadaku, bahwa jantung ayahnya yang menyimpan begitu banyak cinta untuknya semakin melemah.

Ia tidak akan hidup lebih dari tiga minggu. Segera saja tangisan Rima pecah. Dan ia terus menangis sambil mengulangi ucapannya: “Mengapa semua ini terjadi pada Papa? Mengapa?”

“Doakanlah kesembuhan untuknya, wahai Rima. Engkau harus menjadi anak yang pemberani dan jangan pernah lupa akan rahmat Allah, karena Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Karena engkau adalah putri Papa satu-satunya,” ujar Sang ibu.

Rima terdiam mendengarkan ibunya. la melupakan kesedihannya dan menelan semua rasa sakitnya. Keberaniannya tiba-tiba muncul dan ia berkata: “Ayahku tidak akan matil”

Di setiap pagi, Rima mencium pipi ayahnya yang hangat. Namun hari itu, ketika ia mencium ayahnya, ia memandangi sang ayah dengan pandangan lembut, lalu berkata: “Ayah, andai saja engkau bisa mengantarku satu hari saja seperti teman-temanku yang lain.”

 Sebuah kesedihan langsung membuatnya larut, namun ia berusaha menyembunyikannya. la mengatakan;

“Insya Allah, hari itu akan datang. Ayah akan mengantarmu ke sekolah, Rima.”
Ia mengucapkan itu meski ia yakin bahwa sakitnya itu tidak akan mampu menyempurnakan kegembiraan putri kecilnya.

Aku mengantarkan Rima ke sekolah. Dan ketika aku tiba di rumah, entah mengapa sebuah keisengan menggodaku untuk melihat surat-surat yang pernah dituliskan Rima kepada Allah. Aku mencarinya di meja belajarnya, namun tak menemukan apapun. Dan setelah begitu lama mencari, tidak juga ada hasil.

Aduh, di mana gerangan surat-surat itu?! Apakah ia merobek-robeknya setelah ia menulisnya?!
Mungkin ada di sini. Selama ini Rima begitu menyayangi kotak ini. Berkali-kali ia memintanya dariku, maka aku pun mengosongkan isinya dan memberikan kotak itu kepadanya.
Tuhanku, kotak ini berisi begitu banyak surat dan semuanya untuk Allah!

“Ya Tuhan … ya Tuhan .. semoga anjing tetangga kami akhirnya mati, karena ia selalu menakutiku!!”

“Ya Tuhan, semoga kucing kami melahirkan begitu banyak anak kucing. Itu untuk mengganti anak-anaknya yang mati!!”

“Ya Tuhan,  semoga sepupuku akhirnya lulus, karena aku mencintainya!!”

“Ya Tuhan, semoga bunga-bunga di taman rumah kami begitu cepat menjadi besar, agar setiap hari aku dapat memetik setangkai bunga dan memberikannya kepada ibu guruku.”
Dan banyak lagi surat-surat lain yang semuanya begitu polos. Dan di antara surat paling lucu yang aku baca adalah ketika ia menuliskan:

“Ya Tuhan..ya Tuhan..jadikanlah akal pembantu kami semakin cerdas, karena ia telah membuat ibuku lelah…”

Ya Allah, semua surat itu isinya benar-benar dikabulkan. Sejak lebih dari seminggu, anjing tetangga kami mati! Kucing kami telah mempunyai anak-anak, Ahmad – sepupunya-  juga lulus dengan cemerlang dan bunga-bunga di taman kami memang menjadi besar sehingga Rima setiap hari memetik sekuntum bunga untuk diberikan kepada ibu gurunya.

Ya Allah, tapi mengapa ia tidak pernah mendoakan kesembuhan untuk ayahnya agar ia tidak terbebani dengan penyakitnya?!!

Aku menjadi begitu bingung, andai saja ia mendoakan ayahnya. Kebingungan itu tidak terputus kecuali oleh deringan telepon yang mengganggu. Pembantu mengangkatnya lalu memanggilku: “Nyonya, ada telpon dari ibu guru.!”

Ibu guru?! Ada apa dengan Rima?! Apakah ia melakukan sesuatu?!

Ibu guru itu kemudian menceritakan kepadaku bahwa Rima jatuh dari lantai 4 ketika ia sedang berjalan
menuju rumah ibu gurunya yang tidak hadir. Ia ingin memberinya setangkai bunga dan ketika ia melihat dari balkon, bunga itu jatuh dan Rima pun ikut terjatuh.

Sungguh sebuah dentuman yang sangat keras yang tak mampu aku pikul, begitu pula Rasyid. Akibat keterkejutannya Yang begitu dahsyat, ia mengalami stroke di mulutnya. Dan sejak hari itu, ia tidak lagi mampu berbicara.

“Mengapa Rima bisa tewas seperti itu?”

Aku sungguh-sungguh tidak bisa memahami berita bahwa putri tercintaku telah tiada..
Setiap hari aku menipu diriku sendiri dengan pergi ke sekolahnya seakan-akan aku masih mengantarnya pergi ke sana.

Aku melakukan segala sesuatu yang dahulu senang dilakukan putri kecilku. Setiap sudut rumah selalu mengingatkanku tentangnya. Aku terkenang pada suara tawanya yang selalu memenuhi rumah kami dengan kehidupan.

Bertahun-tahun telah berlalu sejak kematiannya dan seakan-akan itu terjadi hari ini.
Suatu hari, pada pagi hari Jum’at, tiba-tiba pembantu kami datang tergopoh-gopoh dan mengatakan bahwa ia mendengarkan ada suara yang berasal dari kamar Rima.

Ya Tuhanku, apakah masuk akal jika Rima kembali lagi?? Ini sungguh sebuah kegilaan dan mustahil.

“Engkau mungkin hanya mengkhayal,” ujarku kepada pembantu kami.

Aku sendiri belum pernah menginjakkan kakiku ke kamar itu sejak kematian Rima. Rasyid bersikeras agar aku pergi ke sana dan melihat apa yang terjadi.

Aku memasukkan kunci ke pintu dengan hati yang penuh debar. Kubuka pintu dan aku tidak bisa menguasai diriku.

Aku duduk menangis dan menangis. Aku melemparkan tubuhku ke atas tempat tidurnya. Ranjang itu berderik. Oh, aku ingat.

Sudah berulang kali Rima mengatakan padaku kalau tempat tidurnya selalu berderik dan mengeluarkan suara jika ia bergerak. Dan aku selalu lupa memanggil tukang kayu untuk memperbaikinya. Ah, tapi sekarang tidak  ada gunanya lagi.

Tapi apa yang telah menimbulkan suara keras yang dikatakan pembantu kami?

Oh, rupanya itu adalah suara papan hiasan dinding bertuliskan ayat kursi yang jatuh. Dulu, Rima selalu berusaha membaca ayat itu setiap hari hingga ia menghafalnya. Dan ketika aku mengangkat papan itu untuk menggantungkannya kembali, aku menemukan selembar kertas yang diletakkan di belakangnya.

Ya Tuhan, ini adalah salah satu dari sekian banyak surat-suratnya. Menurut ANda, apakah gerangan yang tertulis dalam surat itu? Dan mengapa ia meletakkannya di balik tulisan ayat yang mulia itu?

Ini benar-benar salah satu surat yang dituliskan Rima kepada Allah. Di dalamnya tertulis:
“Ya Tuhanku..ya Tuhanku…biarlah aku mati dan Papa-ku tetap hidup.”

Sumber: Chicken Soup For Muslimah, Qashash Mu’atstsirah Jiddan lil Fatayat, ALi bin Husain Sindi, Penerbit Sukses Publishing
Learn more »

Kisah Inspirasi Islam Tentang Minuman Keras

Minuman Keras

Iyas bin Mu’awiyah bin Qurrah al-Muzani lahir pada tahun 46 H di Yamamah, Najd. Pada suatu hari seorang pejabat besar suatu kawasan datang ke majelisnya, lalu berkata, “Apa pendapatmu tentang minuman keras?”

Iyas menjawab, “Haram”

Pejabat itu berkata, “Apa alasan keharamannya padahal hanyalah berupa buah-buahan dan air yang dimasak di atas api dan semua itu adalah boleh-boleh saja, tidak apa-apa.”

Iyas berkata, “Seandainya aku mengambil segenggam air lalu aku pukulkan ke tubuhmu, apakah itu akan menyakitimu?”

Pejabat itu berkata, “Tidak”

“Seandainya aku mengambil segenggam pasir lalu aku pukulkan ke tubuhmu, apakah itu akan menyakitimu?” Katanya lagi.

Pejabat itu berkata, “Tidak”

“Seandainya aku mengambil segenggam lumpur, lalu aku pukulkan ke tubuhmu, apakah itu akan menyakitimu?” katanya lagi.

Pejabat itu berkata, “Tidak”

“Seandainya aku mengambil pasir lalu aku lapisi dengan lumpur lalu aku siram air, lalu aku aduk-aduk, kemudian aku jemur kumpulan adukan itu hingga kering, kemudian aku pukulkan itu ke tubuhmu, apakah itu akan menyakitimu?” katanya lagi.

Pejabat itu berkata, “Kalau itu, ya, bahkan bisa membunuhku!”

Lalu Iyas berkata, “Begitulah dengan khamar (minuman keras); ketika bahan-bahannya disatukan dan diragikan, maka hukumnya menjadi HARAM.”

(Gbr: waduh..Nek..tobat nek...)

Secangkir kopi pinogu :

Kisah Inspirasi Islam Tentang Minuman Keras
Iyas bin Mu’awiyah bin Qurrah al-Muzani lahir pada tahun 46 H di Yamamah, Najd. Pada suatu hari seorang pejabat besar suatu kawasan datang ke majelisnya, lalu berkata, “Apa pendapatmu tentang minuman keras?”
Iyas menjawab, “Haram”
Pejabat itu berkata, “Apa alasan keharamannya padahal hanyalah berupa buah-buahan dan air yang dimasak di atas api dan semua itu adalah boleh-boleh saja, tidak apa-apa.”
Iyas berkata, “Seandainya aku mengambil segenggam air lalu aku pukulkan ke tubuhmu, apakah itu akan menyakitimu?”
Pejabat itu berkata, “Tidak”
“Seandainya aku mengambil segenggam pasir lalu aku pukulkan ke tubuhmu, apakah itu akan menyakitimu?” Katanya lagi.
Pejabat itu berkata, “Tidak”
“Seandainya aku mengambil segenggam lumpur, lalu aku pukulkan ke tubuhmu, apakah itu akan menyakitimu?” katanya lagi.
Pejabat itu berkata, “Tidak”
“Seandainya aku mengambil pasir lalu aku lapisi dengan lumpur lalu aku siram air, lalu aku aduk-aduk, kemudian aku jemur kumpulan adukan itu hingga kering, kemudian aku pukulkan itu ke tubuhmu, apakah itu akan menyakitimu?” katanya lagi.
Pejabat itu berkata, “Kalau itu, ya, bahkan bisa membunuhku!”
Lalu Iyas berkata, “Begitulah dengan khamar (minuman keras); ketika bahan-bahannya disatukan dan diragikan, maka hukumnya menjadi HARAM.”
(Gbr: waduh..Nek..tobat nek...)


Learn more »

Ibu sekuat seribu laki-laki


Disebuah masjid di perkampungan Mesir, suatu sore. Seorang guru mengaji sedang mengajarkan murid-muridnya membaca Al-Qur'an. Mereka duduk melingkar & berkelompok. Tiba-tiba, masuk seorang anak kecil yg ingin bergabung dilingkaran mereka. Usianya kira-kira 9 tahun. Sebelum menempatkannya di satu kelompok, sang guru ingin tahu kemampuannya. Dengan senyumnya yg lembut, ia bertanya pada anak yg baru masuk tadi, " adakah surat yg kamu hafal dalam Al-Qur'an?" "Ya," jawab anak itu singkat.

" Kalau begitu, coba hafalkan salah satu surat dari juz 'Amma?' pinta sang guru. Anak itu lalu menghafalkan beberapa surat, fasih & benar. Merasa anak tersebut punya kelebihan, guru itu bertanya lagi,"Apakah kamu hafal surat Tabaraka?"(Al-Mulk) "Ya,"jawabnya lagi, & segera membacanya. Baik & lancar. Guru itu pun kagum dengan kemampuan hapalan si anak, meski usianya terlihat lebih belia ketimbang murid-muridnya yang ada.

Dia pun coba bertanya lebih jauh, "kamu hapal surat An-Nahl?" Ternyata anak itu pun menghapalnya dengan sangat lancar, sehinggal kekagumannya semakin bertambah. Lalu ia pun coba mengujinya dgn surat-surat yg lebih panjang. "Apakah kamu hapal surat Al-Baqarah?" anak itu kembali mengiyakan dan langsung membacanya tanpa sedikitpun kesalahan. dan rasa ingin menutup penasaran itu dgn pertanyaan terakhir,"Anakku, apakah kamu hapal Al-Qur'an ?" "Ya," tutur polosnya. Mendengar jawaban itu, seketika ia mengucapkan, "Subhanallah wa masyaallah, tabarakkallah"

Disaat hari menjelang magrib, sebelum guru tersebut membubarkan anak-anak mengaji,secara khusus ia berpesan kepada murid barunya," Besok,kalau kamu datang kembali kemasjid ini, tolong ajak juga orang tuamu. Aku ingin b'kenalan dengannya. Esok harinya, ia kembali datang ke masjid. Kali ini ia bersama ayahnya, seperti pesan si guru ngaji kepadanya. Melihat ayah dari anak tersebut, sang guru bertambah penasaran karna sosoknya yang sama sekali tidak memberi kesan alim, terhormat & pandai. Belum sempat dia bertanya, ayah si anak sudah menyapa keheranannya terlebih dahulu, "Aku tahu, mungkin Anda tidak percaya bahwa aku ini adalah ayah dari anak ini. Tapi rasa heran Anda akan aku jawa, bahwa dibelakang ini ada seorang ibu yang sekuat seribu laki-laki. Aku katakan pada anda bahwa dirumah, aku masih punya 3 anak lagi yang semuanya hapal Al-Qur'an. Ansk perempuanku yg kecil berusia 4 tahun, dan sekarang sudah hapal juz Amma".

"Bagaiman ibu bisa lakukan itu?" tanya si guru tanpa bisa menyembunyikan kekagumannya." Ibu mereka, ketika anak-anak itu sudah memulai bisa bicara, ia mulai pula membimbingnya menghapal Al-Qur'an dan selalu memotivasi mereka melakukan itu. Tak pernah berhenti dan tak pernah bosan. Dia selalu katakan kepada mereka,"Siapa yg hapal lebih dulu, dialah yg menentukan makan malam ini,"Siapa yg paling cepat mengulangi hapalannya, dialah yg berhak memilih kemana qta berlibur pekan depan" dan siapa yg paling dulu menghatamkan hapalannya dialah yg menentukan kemana qta jalan-jalan pada liburan nanti." Itulah yg selalu dilakukan ibunya, sehingga tercipta semangat bersaing dan berlomba-lomba antara mereka untuk memperbanyak dan mengulang-ulang hapalan Al-Qur'an mereka," jelas si ayah memuji istrinya.

Sebuah keluarga biasa yang bisa melahirkan anak-anak yang luar biasa.Karka energi seorang ibu yang biasa.Setiap qta dan semua orang tua tentu bercita-cita anak-anaknya menjadi generasi yang shalih, cerdas dan membanggakan. Tetapi tentu saja hal itu tidaklah mudah. Apalagi membentuk anak-anak itu mencintai & mencintai Al-Qur'an. Butuh perjuangan, perlu kekuatan. Mesti tekun & sabar melawan rasa letih dan susah tanpa kenal batas. Maka wajar jika si ayah mengatakann,"Dibelakang anak ini ada seorang ibu yang kekuatannya sama dengan seribu laki-laki."

Ya, perempuan yang telah melahirkan anak itu memang begitu kuat & perkasa. Sebab membuat permulaan yang baik untuk kehidupan anak-anak, sekali lagi tidak mudah. Hanya prang-oprang yang punya kemauan & motivasi yang bisa melakukannya. Dan tentu saja modal pertamanya adalah keshalihan diri. Tidak ada yang lain. Ibu si anak cerdas ini, kira-kira dialah cerminan seorang perempuan shalihah yang menularkan keshalihannya ke dalam kehidupan rumah tangganya. Dialah contoh perempuan yang pernah diwasiatkan Rasulullah saw kepada kaum laki-laki untuk mereka jadikan pendamping hidup diantara sekian banyak wanita. Dengan menangggalkan prioritas harta, kecantikan & keturunannya, seperti sabda Rasulullah saw, "Wanita dinikahi karna 4 perkara : karena hartanya, keturunannya. kecantikkannya, & agamanya. Maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung."(HR.Bukhari & Muslim).

Perempuan yang dikenalkan kepada kita dalam cerita diatas, dia sebenarnya tidak memulai kerja kerasnya ketika anak-anaknya baru belajar bicara.Tidak. Tapi jauh sebelum itu, energinya telah ia tumpahkan untuk mengakrabkan mereka dengan bacaan-bacaan Al-Qur'an saat mereka masih janin. Dalam kondisi kehamilannya yang tentu saja berat. Ibu ini hampir setiap hari selalu meluangkan waktu untuk membaca Al-Qur'an, memperdengarkannya janin yang ada dirahimnya, dalam keadaan berbaring, duduk/pun bersandar. Perjuangan itulah yg berat tapi itu pulalah yg kemudian memudahkan lidah anak-anaknya sanggup merangkai kata demi kata dari ayat-ayat Al-Qur'an, saat mereka sebenarnya baru mulai belajar bicara.
(Copas From FP "Kisah-Kisah Teladan Islami Penuh Hikmah")

Semoga dari kisah diatas dapat kita ambil pelajaran & menjadikan teladan.
Learn more »

Dimana Aku Berada..?


Terkadang ada saat-saat dalam hidupketika engkau merindukan seseorangbegitu dalam, hingga engkau ingin mengambilnya dari angan-anganmu, lalu memeluknya erat-erat!

Ketika pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka; tetapi, seringkali kita memandang terlalu lama pada pintu yang tertutup hingga kita tidak melihat pintu yang lain, yang telah terbuka bagi kita.

Jangan percaya penglihatan; penglihatan dapat menipu. Jangan percaya kekayaan; kekayaan dapat sirna. Percayalah pada dia yang dapat membuatmu tersenyum,sebab hanya senyumlah yang dibutuhkan ntuk mengubah hari gelap menjadi terang.Carilah dia, yang membuat hatimu tersenyum

Angankan apa yang engkau ingin angankan;pergilah kemana engkau ingin pergi;jadilah seperti yang engkau kehendaki,sebab hidup hanya satu kali dan engkau hanya memiliki satu kesempatan untuk melakukan segala hal yang engkau ingin lakukan.Semoga engkau punya cukup kebahagiaan untuk membuatmu tersenyum,cukup pencobaan untuk membuatmu kuat, cukup penderitaan untuk tetap menjadikanmu manusiawi, dan cukup pengharapan untuk menjadikanmu bahagia.

Mereka yang paling berbahagia tidaklah harusmemiliki yang terbaik dari segala sesuatu;mereka hanya mengoptimalkan segala sesuatu yang datang dalam perjalanan hidup mereka.Masa depan yang paling gemilang akan selalu dapatdiraih dengan melupakan masa lalu yang kelabu; engkau tidak akan dapat maju dalam hidup hinggaengkau melepaskan segala kegagalan dan sakit hatimu


Ketika engkau dilahirkan, engkau menangis sementara semua orang di sekelilingmu tersenyum.
Jalani hidupmu sedemikian rupa, hingga pada akhirnya engkaulah satu-satunya yang tersenyum sementara semua orang di sekelilingmu menangis.

Tag atau Kirimkan gambar dan pesan ini kepada mereka yang berarti bagimu (aku baru saja melakukannya);kepada mereka yang menyentuh hidupmu dengan suatu atau lain cara;kepada mereka yang membuatmu tersenyum ketika engkau sungguh membutuhkannya;kepada mereka yang membuatmu melihat sisi baik dari segala hal ketika engkau jatuh;kepada mereka yang persahabatannya engkau hargai;kepada mereka yang begitu berarti dalam hidupmu.


Jika engkau tidak mengirimkannya, janganlah khawatir,tak ada hal buruk yang akan menimpamu;hanya saja engkau kehilangan satu kesempatanuntuk menyemarakkan hari seseorang dengan pesan ini!!!Jangan hitung tahun-tahun yang lewat,hitunglah saat-saat yang indah &.Hidup tidak diukur dengan banyaknya napas yang kita hirup;Melainkan dengan saat-saat di mana kita menarik napas bahagia
Learn more »

Seorang Guru Relakan Ginjalnya untuk Murid


Tak hanya ilmu, seorang guru juga rela memberikan ginjal demi kesehatan muridnya.

Di Indonesia kita sering mendengar berita mengenai guru yang mengambil keuntungan dari murid — baik dari segi ekonomi maupun seksual. Tetapi seorang guru dari Cleveland, Amerika Serikat ini melakukan hal yang sangat berbeda. Ia justru mendonorkan organnya kepada murid.

Guru itu bernama Wendy Killian. Ia mendonorkan ginjalnya kepada muridnya, Nicole Miller (8) yang dulu diajarnya waktu di TK. Nicole menderita gangguan genetika yang membuat ginjalnya tak berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, Nicole sering cepat letih dan sering terpaksa absen dari sekolah.

Wendy mulai tertarik menjadi donor Nicole saat berbincang dengan orangtua anak tersebut. Ia bertanya pada ibunda Nicole: apa saja kriteria menjadi donor? Wendy tertarik membantu karena anak kandungnya sendiri pernah menerima donor darah beberapa tahun yang lalu.

Suami Wendy, Stu mendukung penuh niat mulia sang istri. "Ini hal yang benar. Tuhan terkadang menaruh kita ke situasi ini untuk alasan khusus," ujarnya seperti dikutip Yahoo! Shine.

Pada 23 April lalu di Rainbow Babies and Children's Hospital in Cleveland, Nicole menjalani transplantasi ginjal. "Sampai bertemu lagi gadis manis," ujar Wendy pada Nicole saat keduanya akan memasuki ruang operasi.

"Dia [Nicole] sangat senang akan memiliki ginjal baru, dan menurutku, ia menjadi tenang karena ada Wendy di ruangan yang sama," ujar Letitia, ibunda Nicole.


Sumber : http://id.she.yahoo.com/seorang-guru-relakan-ginjalnya-untuk-murid-040208972.html
Learn more »